KATA PENGANTAR
Assalamu
Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu….
Puji syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT oleh karena-Nyalah sehingga makalah ini dapat tersusun dengan
semestinya. Salam di curahkan selalu kepada Nabi Muhammad SAW karena Dialah yang telah menjadi suri tauldan
bagi kita semua.
Di dalam makalah ini saya sebagai
penulis mengucapkan terima kasih kepada
Dosen Mata kuliah, Asisten Dosen
serta teman-teman yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun
materil, sehingga Makalah ini dapat terselesaikan dengan
semestinya.
Saya
sebagai penulis menyadari bahwa isi makalah ini masih perlu di sempurnakan
terutama tambahan bahan informasi,
saran-saran dan kriktik para pembaca sangat di nantikan. Meskipun demikian
penulis berharap agar makalah ini sedikitnya dapat memberikan manfaat bagi
pembaca Semoga Allah SWT meridhoi segala
niat baik bagi kita semua Amin……
Pare-Pare,
Mei 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pola integrasi
antara tanaman dan ternak atau yang sering
disebut dengan pertanian terpadu adalah memadukan antara kegiatan
peternakan dan pertanian. Pola ini sangatlah menunjang dalam penyediaan pupuk kandang di lahan pertanian, sehingga pola ini
sering disebut pola peternakan tanpa
limbah karena limbah peternakan digunakan untuk pupuk, dan limbah
pertanian digunakan untuk pakan ternak.
Integrasi hewan ternak dan tanaman dimaksudkan untuk memperoleh hasil usaha yang optimal, dan dalam rangka
memperbaiki kondisi kesuburan tanah. Interaksi antara ternak dan tanaman
haruslah saling melengkapi, mendukung
dan saling menguntungkan, sehingga dapat mendorong peningkatan efisiensi
produksi dan meningkatkan keuntungan hasil
usaha taninya.
Agar proses
pemanfaatan tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien, maka sebaiknya
produksi pertanian terpadu berada dalam suatu kawasan. Pada kawasan
tersebut sebaiknya terdapat sektor
produksi tanaman, peternakan maupun
perikanan. Keberadaan sektor-sektor ini akan mengakibatkan kawasan
tersebut memiliki ekosistem yang lengkap dan seluruh komponen produksi tidak akan menjadi limbah karena
pasti akan dimanfaatkan oleh komponen lainnya. Disamping akan terjadi
peningkatan hasil produksi dan penekanan biaya produksi sehingga efektivitas
dan efisiensi produksi akan tercapai.
Selain hemat energi, keunggulan lain
dari pertanian terpadu adalah petani akan memiiki beragam sumber penghasilan.
Sistem Pertanian terpadu memperhatikan diversifikasi tanaman dan polikultur.
Seorang petani bisa menanam padi dan bisa juga beternak kambing atau ayam
dan menanam sayuran. Kotoran yang
dihasilkan oleh ternak dapat digunakan sebagai pupuk sehingga petani tidak
perlu membeli pupuk lagi. Jika panen gagal, petani masih bisa mengandalkan
daging atau telur ayam, atau bahkan menjual kambing untuk mendapatkan
penghasilan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sistem kerja dari
tumpang sari?
2. Bagaimana
analisis usaha dari sistem produksi
tanaman-ternak?
3. Biomassa yang terdapat pada padi, pisang dan
itik
C. Tujuan
1. Mengetahui
hubungan timbal balik antara tanaman
lamtoro, tanaman padi dan ternak itik
2. Menambah
wawasan mahasiswa tentang pertanian terpadu.
3. Mengajari
mahasiswa untuk melihat peluang wirausaha yang lebih ekonomis.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sistem Integrasi tanaman –Ternak
Dalam
sistem integrasi tanaman-ternak, pemanfaatan limbah tanaman sebagai pakan,
serta limbah ternak menjadi pupuk dan sumber energi alternatif merupakan
potensi yang perlu dikembangkan. Sistem integrasi ternak dan tanaman pangan
dapat menjadi andalan dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman
pangan,ternak, selain melestarikan kesuburan tanah dengan adanya pupuk organik.
jenis tanaman
yang ditanam dilahan adalah pohon pisang sebagai tanaman pagar, tanaman
padi sebagai tanaman budidaya yang di padukan dengan ternak itik. Dengan jumlah
lahan seluas 50 m x 100 m, lahan tanaman padi dan tanaman pisang 50 m 60. Lahan yang lainnya digunakan sebagai
tempat beternak itik dan pembuatan kompos. Pupuk yang diberikan pada tanaman
adalah sepenuhnya pupuk organik sehingga kita juga dapat membudidayakan ikan di
sawah tersebut.
B. Interaksi
Timbal Balik
Dari minimnya petani yang menggunakan metode alley
cropping ini, kita ketahui bahwa petani tidak
terlalu memikirkan apa keuntungan dari metode ini, sehingga mereka
ketergantungan pada bahan makanan tanaman yang besifat kimia. Dengan adanya
penjelasan yang lebih rinci kita dapat memahami dengan seksama. Adapun hubungan
timbal balik antara tanaman pisang, tanaman padi dan ternak itik adalah sebagai
berikut :
a. Interaksi antara tamanam pisang dan tanaman
padi
Pisang
adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara
(termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar),
Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa
Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang. Interaksi pisang pada tanaman padi adalah
pisang berperan penting sebagai tanaman pagar pada tanaman padi, tanaman pisang
menyediakan nitrogen yang dibutuhkan oleh padi sehingga unsur hara nitrogen
pada tanaman padi dapat tercukupi. Tanaman pisang ini juga berfungsi sebagai
pelindung angin pada tanaman padi.
b. Interaksi antara tanaman padi dan ternak itik
Padi
(oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia.
Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di
Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Namun, saat
ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan
menanam padi di sawah. Interaksi tanaman padi pada ternak itik adalah padi
menyiapkan makanan pada ternak itik pada saat setelah panen yaitu dengan cara
melepas itik di sawah yang telah dipanen dengan tujuan itik memakan sisa-sisa
buah padi dan setelah pasca panen makanan itik bisa didapat dari kulit buah
padi yaitu dedak. Sebaliknya itik
memberikan pupuk kandang pada tanaman padi pada saat pemeliharaan, itik ini
juga membantu membersihkan lahan ketika dimasukkan kelahan setelah panen.
c. Interaksi antara ternak itik dan tanaman
pisang
itik adalah hewan yang sangat digemari oleh masyarakat
indonesia, umumnya daerah Ajatappareng. Itik ini sudah menjadi bahan acara
mingguan didaerah ini, sehingga wirausahan di Ajatappareng juga tidak
tanggung-tanggung untuk beternak itik karena memiliki prospek yang sangat
tinggi. Interaksi yang dapat dilakukan oleh itik pada tanaman pisang adalah
menyediakan pupuk kandang, sehingga tanaman pisang dapat terpenuhi unsur
haranya. Sebaliknya buah pisang dapat dijadikan makanan itik dengan cara
mencampur dengan dedak. Tanaman pisang
juga berfungsi sebagai pelindung dari sengatan sinar matahari.
C.
Analisis Usaha Tani
a. Aspek pemasaran padi,
pisang dan itik
oleh pedagang. Produk –
produk hasil padi kebanyakan
langsung di pasarkan ke pedagang pengumpul. Harga yang di berikan sendiri masih
selalu berfluktuasi dan tidak menentu. Hal tersebut
terjadi di karenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang aspek pasar. Sama halnya dengan hasil budidaya pisang, juga melalui pedagang pengumpul
dan memberikan harga yang relatif rendah pada petani kita. Buah pisang juga
sangat diperlukan oleh masyarakat kota maupun desa. Di kota sering sekali
kekurangan stok buah pisang, maka dari masalah ini kita memiliki peluang usaha
yang sangat berprospek tinggi. Pemasaran itik ada juga yang melalui pedagang
pengumpul tetapi lebih banyak peternak yang mejual langsung kekonsumen karena
mereka sadar bahwa harga yang secara lansung dengan konsumen berbeda jauh
dengan harga yang ditawarkan
Jadi tujuan
pemasaran ke tiga bahan pangan ini yaitu di
pasarkan di pasar – pasar kota, atau pasar
local di luar daerah yang selalu membutuhkan
pasokan yang relative tinggi.
b. Analisis aspek produksi
Dalam setiap
kegiatan yang berbasis bisnis selalu terjadi kompetisi antara sesama produsen
yang ketat. Baik itu kompetisi memperebutkan pasar ataupun konsumen. Namun hal
tersebut sudah menjadi hal yang biasa, kerena memang sudah menjadi resiko
produsen untuk bersaing sesama produsen
yang lain. Namun dengan adanya persaingan, hal tersebuat akan membuat produsen
lebih kreatif dan menciptakan inovasi – inovasi agar produk andalannya mampu
bersaing di pasaran.
Tak
terkecuali dalam tanaman padi, pisang dan ternak
itik, proses
produksi yang baik sangat diperlukan untuk menghasilkan produk-produk komoditi
yang bermutu tinggi yang diharapkan mampu menarik minat maupun daya beli
konsumen yang terus meningkat. Salah satu usaha menigkatkan kualitas tersebut
adalah dengan budidaya dan diternakkan secara intensif, dengan perawatan
intensif.
c. Analisis aspek manajemen
Usaha ini
dikelola oleh pemilik lahan sendiri dan dengan modal sendiri serta dengan
bantuan tenaga kerja harian setiap kali dibutuhkan, seperti pada persiapan
lahan dibutuhksn 5 HOK, pengolahan tanah dibutuhkan 5 HOK, penanaman dibutuhkan
5 HOK, penyemprotan dilakukan oleh 3 HOK, penyiangan di butuhkan 2 HOK,
penyulaman dibutuhkan 3 HOK, pemupukan dibutuhkan 3 HOK, panen dibutuhkan 4 HOK, pemberian pakan ternak 2 HOK.
d. Analisis aspek keuangan
1.
Biaya tetap
- pajak bumi
& bangunan : Rp.7.000 / 1/2 ha / 3 bulan
- biaya
penyusutan alat
· 4 Cangkul : 4 x Rp. 35.000 = Rp.140.000
· 2 Parang : 2 x Rp.
70.000 = Rp. 140.000
· 2 Hands sprayer : 2 x Rp. 160.000 = Rp. 320.000
· 1 gulung jaring : Rp. 250.000
· 25 Tempat
makanan itik : 25 x Rp. 25.000 = 625.000
· Total biaya tetap = Rp. 1.475.000
2. Biaya variabel (tidak tetap)
-biaya Tenaga Kerja
1 HOK = Rp. 50.000
·
Pemeliharaan : 30 HOK x Rp
50.000 = Rp 1.500.000
·
Benih padi : 5 kg x Rp. 30.000 = Rp. 150.000
·
pupuk kandang : 500 kg x Rp
500 = Rp 250.000
·
anak itik : 250 ekor x Rp.
2.000 = Rp 500.000
·
dedak : 500 kg x Rp 500 = Rp 250.000
·
bibit pisang : 160 bibit x 5.000 = Rp 800.000
·
Total = Rp 1.800.000
3. Total biaya produksi
-Total biaya produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp. 1.475.000
+ Rp. 1.800.000 = Rp. 3.275.000
4. Hasil produksi
- produksi padi
·
Luas lahan 60
m x 50 m
1500 kg x Rp 3.500 = Rp 6.750.000
-
Produksi pisang
·
150 batang pisang
150 batang x 8 sisir = 1.200 sisir
1.200 sisir x Rp. 1.500 = Rp. 1.800.000
- produksi itik
·
250 ekor itik x Rp. 20.000 = Rp.
5.000.000
- total hasil produksi = Rp. 13.550.000
5. Keuntungan
Hasil Produksi – Biaya Produksi = Rp. 13.550.000 - Rp. 3.275.000 =
Rp. 10.280.000
6. Analisis aspek ekonomi
B/C ratio = keuntungan / total biaya
= Rp. 10.280.000/ Rp. 3.275.000 = 3,14
C.
Potensi Biomassa
Biomassa adalah sisa-sisa tanaman atau ternak yang tidak
terpakai dan dpat didaur ulang sesuai fungsinya. Adapun biomassa yang tedapat
pada tanaman padi adalah jerami. Jerami dapat didaur ulang menjadi pupuk kompos
dan sangat berguna bagi tanaman. Biomassa lainnya ialah sekam, sekam dapat
didaur ulang menjadi bokasi yang juga kandungannya sangat diperlukan oleh
tanaman.
Pada tanaman pisang, banyak biomassa yang dapat kita daur
ulang atau manfaatkan, salah satunya ialah daunnya. Daun pisang memiliki banyak
fungsi contohnya digunakan untuk membungkus. Biomassa lain yang terdapat pada
tanaman pisang ialah batang dan pelepahnya, dapat di daur ulang menjadi tali.
Itik juga memiliki biomassa yang berkualitas. Salah satu
biomassa yang terdapat pada itik ialah jeroan yang dapat menjadi bahan pakan
ikan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan menggunakan sistem pertanian terpadu ternyata
kualitas produk dan nilai ekonomisnya lebih baik karena mengirit biaya. Sistem
alley cropping dengan tanaman padi menggunakan tanaman pagar pisang dipadukan
dengan ternak itik sangat mengefisienkan waktu biaya dan lahan.
Usaha tani
campuran adalah suatu system dimana dalam satu lahan bisa ditanami dengan lebih
dari satu jenis tanaman dalam waktu yang bersamaan. System produksi tanaman-ternak
adalah dimana ada lebih dari satu komoditi yang saling berinteraksi dan memberi
keuntungan, baik antara tanaman pangan, pakan dan ternak itu sendiri.
Selain dari hasil produksi inti tanaman alley cropping
dan ternak, masih banyak nilai ekonomis maupun nonekonomis yang dapat tercipta
dari biomassa tanaman dan ternak tersebut, dan tentunya akan memancing kita
untuk membuka usaha baru yang berkaitan dengan produk biomassa.
DAFTAR PUSTAKA
Athathorick, T.
Alief. 2005. Kemiripan Komunitas Tumbuhan
Bawah Pada Beberapa Tipe Ekosistem
Perkebunan Di Kabupaten Labuhan Batu. Sumatera Utara. Departemen
Kusnadi, Uka. 2008. Inovasi Teknologi Peternakan Dalam Sistem
Integrasi Tanaman-Ternak Untuk Menunjang Swasembada Daging Sapi. Bogor.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Petrenakan.
http://www.googlecendikia.com
Pribadi, Ekwasita Rini. 2007. Kajian Kelayakan Usaha Tani Pola Tanam
Sambiloto Dengan Jagung. Bogor.
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. http://www.jurnallittri.com
Soedjana, Tjeppy D. 2007. Sistem Usaha Tani Terintegrasi Tanaman
-Ternak Sebagai Respon Petani
Terhadap Faktor Resiko. Bogor. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan. http://www.linkpdf.com