Selasa, 04 Juni 2013

INTEGRASI TANAMAN PADI, PISANG DAN TERNAK ITIK


 
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu….
            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT oleh karena-Nyalah sehingga makalah ini dapat tersusun dengan semestinya. Salam di curahkan selalu kepada Nabi Muhammad SAW  karena Dialah yang telah menjadi suri tauldan bagi kita semua.
            Di dalam makalah ini saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih  kepada Dosen Mata kuliah, Asisten Dosen serta teman-teman yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga Makalah ini dapat terselesaikan dengan semestinya.
Saya sebagai penulis menyadari bahwa isi makalah ini masih perlu di sempurnakan terutama  tambahan bahan informasi, saran-saran dan kriktik para pembaca sangat di nantikan. Meskipun demikian penulis berharap agar makalah ini sedikitnya dapat memberikan manfaat bagi pembaca Semoga Allah SWT  meridhoi segala niat baik bagi kita semua Amin……
Pare-Pare,    Mei 2013

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
 A.  Latar Belakang
Pola integrasi antara tanaman dan ternak atau yang sering  disebut dengan pertanian terpadu adalah memadukan antara kegiatan peternakan dan pertanian. Pola ini sangatlah menunjang dalam penyediaan  pupuk kandang di  lahan pertanian, sehingga pola ini sering  disebut pola peternakan tanpa limbah karena limbah peternakan digunakan untuk pupuk, dan limbah pertanian  digunakan untuk pakan ternak. Integrasi hewan ternak dan tanaman dimaksudkan untuk memperoleh  hasil usaha yang optimal, dan dalam rangka memperbaiki kondisi kesuburan tanah. Interaksi antara ternak dan tanaman haruslah  saling melengkapi, mendukung dan saling menguntungkan, sehingga dapat mendorong peningkatan efisiensi produksi  dan meningkatkan keuntungan hasil usaha taninya.
Agar proses pemanfaatan tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien, maka sebaiknya produksi  pertanian terpadu berada dalam suatu kawasan.  Pada kawasan tersebut sebaiknya terdapat sektor produksi tanaman, peternakan  maupun perikanan. Keberadaan sektor-sektor ini akan mengakibatkan kawasan tersebut memiliki ekosistem yang lengkap dan seluruh komponen  produksi tidak akan menjadi limbah karena pasti akan dimanfaatkan oleh komponen lainnya.  Disamping akan terjadi peningkatan hasil produksi dan penekanan biaya produksi sehingga efektivitas dan efisiensi produksi akan tercapai.
Selain hemat energi, keunggulan lain dari pertanian terpadu adalah petani akan memiiki beragam sumber penghasilan. Sistem Pertanian terpadu memperhatikan diversifikasi tanaman dan polikultur. Seorang petani bisa menanam padi dan bisa juga beternak kambing atau ayam dan  menanam sayuran. Kotoran yang dihasilkan oleh ternak dapat digunakan sebagai pupuk sehingga petani tidak perlu membeli pupuk lagi. Jika panen gagal, petani masih bisa mengandalkan daging atau telur ayam, atau bahkan menjual kambing untuk mendapatkan penghasilan. 
B.   Rumusan Masalah
1.    Bagaimana sistem kerja  dari tumpang sari?
2.    Bagaimana analisis usaha dari sistem  produksi tanaman-ternak?
3.    Biomassa yang terdapat pada padi, pisang dan itik
C.   Tujuan
1.      Mengetahui hubungan timbal balik  antara tanaman lamtoro, tanaman padi dan ternak itik
2.      Menambah wawasan mahasiswa tentang pertanian terpadu.
3.      Mengajari mahasiswa untuk melihat peluang wirausaha yang lebih ekonomis.

        











BAB II
PEMBAHASAN
A.   Sistem Integrasi tanaman –Ternak
Dalam sistem integrasi tanaman-ternak, pemanfaatan limbah tanaman sebagai pakan, serta limbah ternak menjadi pupuk dan sumber energi alternatif merupakan potensi yang perlu dikembangkan. Sistem integrasi ternak dan tanaman pangan dapat menjadi andalan dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman pangan,ternak, selain melestarikan kesuburan tanah dengan adanya pupuk organik.
jenis tanaman yang ditanam dilahan adalah pohon pisang sebagai tanaman pagar, tanaman padi sebagai tanaman budidaya yang di padukan dengan ternak itik. Dengan jumlah lahan seluas 50 m x 100 m, lahan tanaman padi dan tanaman pisang  50 m 60. Lahan yang lainnya digunakan sebagai tempat beternak itik dan pembuatan kompos. Pupuk yang diberikan pada tanaman adalah sepenuhnya pupuk organik sehingga kita juga dapat membudidayakan ikan di sawah tersebut.
B.   Interaksi Timbal Balik
Dari minimnya petani yang menggunakan metode alley cropping ini, kita ketahui bahwa petani tidak  terlalu memikirkan apa keuntungan dari metode ini, sehingga mereka ketergantungan pada bahan makanan tanaman yang besifat kimia. Dengan adanya penjelasan yang lebih rinci kita dapat memahami dengan seksama. Adapun hubungan timbal balik antara tanaman pisang, tanaman padi dan ternak itik adalah sebagai berikut :
a.  Interaksi antara tamanam pisang dan tanaman padi
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang. Interaksi pisang pada tanaman padi adalah pisang berperan penting sebagai tanaman pagar pada tanaman padi, tanaman pisang menyediakan nitrogen yang dibutuhkan oleh padi sehingga unsur hara nitrogen pada tanaman padi dapat tercukupi. Tanaman pisang ini juga berfungsi sebagai pelindung angin pada tanaman padi.
b.  Interaksi antara tanaman padi dan ternak itik
Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan menanam padi di sawah. Interaksi tanaman padi pada ternak itik adalah padi menyiapkan makanan pada ternak itik pada saat setelah panen yaitu dengan cara melepas itik di sawah yang telah dipanen dengan tujuan itik memakan sisa-sisa buah padi dan setelah pasca panen makanan itik bisa didapat dari kulit buah padi  yaitu dedak. Sebaliknya itik memberikan pupuk kandang pada tanaman padi pada saat pemeliharaan, itik ini juga membantu membersihkan lahan ketika dimasukkan kelahan setelah panen.
c.  Interaksi antara ternak itik dan tanaman pisang
itik adalah hewan yang sangat digemari oleh masyarakat indonesia, umumnya daerah Ajatappareng. Itik ini sudah menjadi bahan acara mingguan didaerah ini, sehingga wirausahan di Ajatappareng juga tidak tanggung-tanggung untuk beternak itik karena memiliki prospek yang sangat tinggi. Interaksi yang dapat dilakukan oleh itik pada tanaman pisang adalah menyediakan pupuk kandang, sehingga tanaman pisang dapat terpenuhi unsur haranya. Sebaliknya buah pisang dapat dijadikan makanan itik dengan cara mencampur dengan dedak. Tanaman pisang  juga berfungsi sebagai pelindung dari sengatan sinar matahari.
C.   Analisis Usaha Tani
a.  Aspek pemasaran padi, pisang dan itik
oleh pedagang. Produk – produk hasil padi kebanyakan langsung di pasarkan ke pedagang pengumpul. Harga yang di berikan sendiri masih selalu berfluktuasi dan tidak menentu. Hal tersebut terjadi di karenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang aspek pasar. Sama halnya dengan hasil budidaya pisang, juga melalui pedagang pengumpul dan memberikan harga yang relatif rendah pada petani kita. Buah pisang juga sangat diperlukan oleh masyarakat kota maupun desa. Di kota sering sekali kekurangan stok buah pisang, maka dari masalah ini kita memiliki peluang usaha yang sangat berprospek tinggi. Pemasaran itik ada juga yang melalui pedagang pengumpul tetapi lebih banyak peternak yang mejual langsung kekonsumen karena mereka sadar bahwa harga yang secara lansung dengan konsumen berbeda jauh dengan harga yang ditawarkan
Jadi tujuan pemasaran ke tiga bahan pangan ini yaitu di pasarkan di pasar – pasar kota, atau pasar local di luar daerah yang selalu membutuhkan pasokan yang relative tinggi.
b. Analisis aspek produksi
Dalam setiap kegiatan yang berbasis bisnis selalu terjadi kompetisi antara sesama produsen yang ketat. Baik itu kompetisi memperebutkan pasar ataupun konsumen. Namun hal tersebut sudah menjadi hal yang biasa, kerena memang sudah menjadi resiko produsen untuk bersaing sesama produsen yang lain. Namun dengan adanya persaingan, hal tersebuat akan membuat produsen lebih kreatif dan menciptakan inovasi – inovasi agar produk andalannya mampu bersaing di pasaran.
Tak terkecuali dalam tanaman padi, pisang dan ternak itik, proses produksi yang baik sangat diperlukan untuk menghasilkan produk-produk komoditi yang bermutu tinggi yang diharapkan mampu menarik minat maupun daya beli konsumen yang terus meningkat. Salah satu usaha menigkatkan kualitas tersebut adalah dengan budidaya dan diternakkan  secara intensif, dengan perawatan intensif.

c.  Analisis aspek manajemen
Usaha ini dikelola oleh pemilik lahan sendiri dan dengan modal sendiri serta  dengan bantuan tenaga kerja harian setiap kali dibutuhkan, seperti pada persiapan lahan dibutuhksn 5 HOK, pengolahan tanah dibutuhkan 5 HOK, penanaman dibutuhkan 5 HOK, penyemprotan dilakukan oleh 3 HOK, penyiangan di butuhkan 2 HOK, penyulaman dibutuhkan 3 HOK, pemupukan dibutuhkan 3 HOK, panen dibutuhkan 4 HOK, pemberian pakan ternak 2 HOK.
d.  Analisis aspek keuangan
1. Biaya tetap
- pajak bumi & bangunan : Rp.7.000 / 1/2 ha / 3 bulan
- biaya penyusutan alat
· 4 Cangkul          : 4 x Rp. 35.000 = Rp.140.000
· 2 Parang             : 2 x Rp. 70.000 = Rp. 140.000
· 2 Hands sprayer : 2 x Rp. 160.000 = Rp. 320.000
· 1 gulung jaring   : Rp. 250.000
· 25 Tempat makanan itik : 25 x Rp. 25.000 = 625.000
· Total biaya tetap = Rp. 1.475.000
2.  Biaya variabel (tidak tetap)
-biaya Tenaga Kerja
1 HOK = Rp. 50.000
· Pemeliharaan    30 HOK x Rp 50.000 = Rp 1.500.000
· Benih padi              : 5 kg x Rp. 30.000 = Rp. 150.000
· pupuk kandang : 500 kg x Rp 500     =  Rp 250.000
· anak itik            : 250 ekor x Rp. 2.000 = Rp 500.000
· dedak                : 500 kg x Rp 500 = Rp 250.000
· bibit pisang       : 160 bibit x 5.000 = Rp 800.000
· Total = Rp 1.800.000
3.  Total biaya produksi
-Total biaya produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel
    = Rp. 1.475.000 + Rp. 1.800.000 = Rp. 3.275.000

4.  Hasil produksi
     - produksi padi
·    Luas lahan 60 m x 50 m
1500 kg x Rp  3.500 = Rp 6.750.000
-   Produksi pisang
·    150 batang pisang
150 batang x 8 sisir = 1.200 sisir
1.200 sisir x Rp. 1.500 = Rp. 1.800.000
- produksi itik
·    250 ekor itik x Rp. 20.000 = Rp. 5.000.000
- total hasil produksi = Rp. 13.550.000
5.  Keuntungan
     Hasil Produksi – Biaya Produksi = Rp. 13.550.000 - Rp. 3.275.000 =
Rp. 10.280.000
6.  Analisis aspek ekonomi
    B/C ratio = keuntungan / total biaya = Rp. 10.280.000/ Rp. 3.275.000 = 3,14
C.   Potensi Biomassa
Biomassa adalah sisa-sisa tanaman atau ternak yang tidak terpakai dan dpat didaur ulang sesuai fungsinya. Adapun biomassa yang tedapat pada tanaman padi adalah jerami. Jerami dapat didaur ulang menjadi pupuk kompos dan sangat berguna bagi tanaman. Biomassa lainnya ialah sekam, sekam dapat didaur ulang menjadi bokasi yang juga kandungannya sangat diperlukan oleh tanaman.
Pada tanaman pisang, banyak biomassa yang dapat kita daur ulang atau manfaatkan, salah satunya ialah daunnya. Daun pisang memiliki banyak fungsi contohnya digunakan untuk membungkus. Biomassa lain yang terdapat pada tanaman pisang ialah batang dan pelepahnya, dapat di daur ulang menjadi tali.
Itik juga memiliki biomassa yang berkualitas. Salah satu biomassa yang terdapat pada itik ialah jeroan yang dapat menjadi bahan pakan ikan.
BAB IV
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dengan menggunakan sistem pertanian terpadu ternyata kualitas produk dan nilai ekonomisnya lebih baik karena mengirit biaya. Sistem alley cropping dengan tanaman padi menggunakan tanaman pagar pisang dipadukan dengan ternak itik sangat mengefisienkan waktu biaya dan lahan.
Usaha tani campuran adalah suatu system dimana dalam satu lahan bisa ditanami dengan lebih dari satu jenis tanaman dalam waktu yang bersamaan. System produksi tanaman-ternak adalah dimana ada lebih dari satu komoditi yang saling berinteraksi dan memberi keuntungan, baik antara tanaman pangan, pakan dan ternak itu sendiri.
Selain dari hasil produksi inti tanaman alley cropping dan ternak, masih banyak nilai ekonomis maupun nonekonomis yang dapat tercipta dari biomassa tanaman dan ternak tersebut, dan tentunya akan memancing kita untuk membuka usaha baru yang berkaitan dengan produk biomassa.








DAFTAR PUSTAKA

Athathorick, T. Alief. 2005. Kemiripan Komunitas Tumbuhan Bawah Pada Beberapa Tipe           Ekosistem Perkebunan Di Kabupaten Labuhan Batu. Sumatera Utara. Departemen
Ekonominya. Bogor. Fakultas Pertanian IPB. http://www.googlecendikia.com
Kusnadi, Uka. 2008. Inovasi Teknologi Peternakan Dalam Sistem Integrasi Tanaman-Ternak Untuk Menunjang Swasembada Daging Sapi. Bogor. Pusat Penelitian dan Pengembangan       Petrenakan. http://www.googlecendikia.com 
Pribadi, Ekwasita Rini. 2007. Kajian Kelayakan Usaha Tani Pola Tanam Sambiloto Dengan        Jagung. Bogor. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik.           http://www.jurnallittri.com
Soedjana, Tjeppy D. 2007. Sistem Usaha Tani Terintegrasi Tanaman -Ternak Sebagai Respon      Petani Terhadap Faktor Resiko. Bogor. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.       http://www.linkpdf.com